BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Olahraga merupakan kata yang tidak asing buat kita, hampir setiap hari
kita melakukan olahraga. Namun sebagian dari kita pasti tidak tahu apa itu yang
dimaksud dengan olahraga. Oleh karena itu pada kesempatan ini akan berbagi
tentanga pengertian olahraga secara umum maupun yang didefinisikan oleh
beberapa ahli.
Disamping kita megenal olahrag kta juga harus mengerti tentang kompetisi
pada olahraga, kebanyakan orang hanya mengetahui kompetisi olahra tanpa
mempelajarinya apa yang dimaksud kompetisi.
Meliht dari kata-kata atas penuis akan menyajikan tentang kopetensi dan
olah raga, supaya sdikit banyaknya kita mengetahui apa itu kompetisi dan
olahraga.
B.
Pembahasan Masalah
a.
Pengertian kompetisi
b.
Kompetisi cabang olahraga
c.
Masalah dalam kompetisi
d.
Harapan pada kompetisi
e.
Manfaat kompetisi
f.
Dampak kompetisi
g.
Organisasi Pertandingan
h.
Penyelenggaraan Pertandingan
i.
Macam-macam Pertandingan
j.
Sistem Pertandingan
C.
Tujuan Penulisan Makalah
1.
Tujuan Umum
a.
Memahami dan mengetahui
tentang kompetisi olahraga
2.
Tujuan Khusus
k.
Mengetahui pengertian kompetisi
l.
Mengetahui kompetisi cabang
olahraga
m.
Mengetahui masalah dalam
kompetisi
n.
Mengetahui harapan pada kompetisi
o.
Mengetahui manfaat kompetisi
p.
Mengetahui dampak kompetisi
q.
Mengetahui Organisasi Pertandingan
r.
Mengetahui Penyelenggaraan
Pertandingan
s.
Mengetahui Macam-macam
Pertandingan
t.
Mengetahui Sistem
Pertandingan
BAB II
ISI
A.
Kompetisi
1.
Pengertian kompetisi
Kompetisi adalah kata
kerja
intransitive yang
berarti tidak membutuhkan objeksebagai korban kecuali ditambah dengan pasangan
kata lain seperti against (melawan),
over (atas), atau
with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa disesuaikan dengan
kepentingan keadaan menurut
versi tertentu. Menurut
Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai
tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok.
Individu atau kelompok
memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi tergantung dari
struktur reward dalam suatu
situasi. Menurut Chaplin (1999), kompetisi
adalah saling mengatasi dan berjuang antara dua individu, atau antara beberapa
kelompok untuk memperebutkan objek yang sama.
Kompetisi dalam istilah
biologi berarti persaingan dua organisme atau lebih untuk mendapatkan
kebutuhan hidup mereka. Berdasarkan kebutuhan tersebut kompetisi dibagi
menjadi: (1) Kompetisi teritorial yaitu kompetisi untuk memperebutkan wilayah
atau teritori tempat tinggal organisme, hal ini berkaitan dengan kompetisi
selanjutnya. (2) Kompetisi makanan yaitu kompetisi untuk memperebutkan mangsa
atau makanan dari wilayah-wilayah buruan.
Kompetisi juga dapat
dibagi menjadi: (1) kompetisi internal adalah kompetisi pada organisme dalam
satu spesies dan (2) kompetisi eksternal adalah kompetisi pada organisme yang
berbeda spesiesnya. Kompetisi dapat berakibat positif atau negatif bagi salah
satu pihak organisme atau bahakn berakibat negatif bagi keduanya. Kompetisi
tidak selalu salah dan diperlukan dalam ekosistem, untuk menunjang daya dukung
lingkungan dengan mengurangi ledakan populasi hewan yang berkompetisi.
Sistem kompetisi adalah
sistem pertandingan yang dipakai dalam suatu turnamen, biasanya olah raga, yang
mempertemukan setiap peserta dengan peserta lainnya secara lengkap. Sebagai
contoh, dalam suatu turnamen dengan delapan peserta, setiap peserta akan
bertemu/bertanding dengan tujuh peserta lainnya.
Sistem kompetisi yang
paling umum dipakai adalah sistem kompetisi penuh dan sistem setengah
kompetisi. Dalam kompetisi penuh (bahasa Inggris: double round-robin), setiap
peserta akan bertemu dengan peserta lainnya dua kali,
biasanya satu pertemuan sebagai tuan rumah ("pertandingan kandang")
dan satu pertemuan sebagai tamu ("pertandingan tandang"). Dalam
sistem setengah kompetisi (round-robin), setiap peserta akan bertemu dengan
semua peserta lainnya satu kali. Sistem kompetisi penuh dipakai dalam banyak
kompetisi liga olah raga penting, seperti sepak bola
dan bola basket. Sistem setengah kompetisi biasanya dipakai dalam suatu babak
penyisihan suatu turnamen, yang sering kali dilanjutkan dengan sistem gugur. Suatu turnamen setengah kompetisi
dengan empat peserta diistilahkan dengan "quad".
2.
Kompetisi Cabang Olahraga
Kegiatan
olahraga tidak lepas dengan adanya kompetisi baik berupa pertandingan maupun
perlombaan cabang olahraga yang dilakukan secara secara terprogram atau tidak
terprogram dalam kalender kegiatan pada cabang olahraga yang ada. Bahkan baik
berupa Kompetisi single event (pertandingan tunggal) maupun multy
event (pertandingan berbagai cabang olahraga).
Kegiatan
kompetisi baik berbentuk pertandingan ada juga yang berbentuk perlombaan. Yang
dimaksud dengan bentuk pertandingan adalah kompetisi yang dilakukan oleh dua
tim/perseorangan guna mencari kemenagan atau juara dengan mendapatkan atau
mengungguli angka dari lawannya. Cabang olahraga yang di katagori pertandingan
contohnya : sepak bola, bola basket, tennis meja, tennis lapangan, bulu
tangkis, sedangkan yang dimakud dengan perlombaan olahraga adalah kompetisi
yang dilakukan oleh lebih dari dua tim / perseorangan guna mencari kemenangan
atau juara dengan ditentukan oleh waktu yang sesingkat-singkatnya atau jarak
yang sejauh-jauhnya. Contoh kompetisi yang dikatagorikan perlombaan : renang,
atletik dan lainnya.
Kompetisi
juga biasanya dilakukan secara bersamaan atau serentak seluruh cabang (Multy
Event) atau dilakukan oleh khusu cabang olahraga tertentu (Single Event)
hal ini sebagaimana terdapat dalam PP nomor 17 tahun 2007
a.
Kompetisi Multy Event (Kompetisi Berbagai Cabang Olahraga)
Sebagaimana diatur dalam PP
nomor 17 tahun 2007 dalam pasal 2 ayat 2 bentuk multy event meliputi :
1)
Pekan
Olahraga Internasional;
2)
Pekan
Olahraga Nasional;
3)
Pekan
Olahraga Wilayah; dan
4)
Pekan
Olahraga Daerah.
b. Kompetisi
Single Event (Kompetisi Olahraga Tunggal)
Sedangkan single event (Kompetisi
tunggal) dalam ayat 3 meliputi :
1)
Kompetisi Olahraga Tingkat Internasional;
2)
Kompetisi
Olahraga Tingkat Nasional;
3)
Kompetisi
Olahraga Tingkat Wilayah; dan
4)
Kompetisi
Olahraga Tingkat Daerah
Tujuan dari
penyelenggaraan pertandingan sebagaimana tertuang dalam PP nomor 17 tahun 2007
pasal 5 ayat 1 adalah untuk mewujudkan persahabatan dan perdamain antarbangsa
serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui pencapaian prestasi
olahraga. Selanjutnya pada Pasal 15 Ayat (2) dengan
tujuan untuk:
1)
meningkatkan
prestasi olahraga;
2)
menjaring
bibit olahragawan potensial;
3)
memberdayakan
peran serta masyarakat dalam berbagai sektor; dan
4)
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
5)
Selain dari itu
tujuan dari diadakannya penyelenggaraan kompetisi antara lain :
6)
Menjaring atlet
yang berpotensi untuk dipersiapkan sebagai atlet yang akan menjadi wakil
Kabupaten Sumenep dalam mengikuti Kompetisi di Tingkat Propinsi.
7)
Memupuk rasa
persatuan dan kesatuan di lingkungan cabang olahraga yang bersangkutan.
8)
Guna mengetahui
hasil pembinaan yang dilakukan oleh masing masing klub di tingkat cabang
olahraga yang bersangkutan.
9)
Sebagai salah
satu bentuk penjaringan atlet potensial guna di rekrut dalam Pemusatan dan
Pelatihan yang diadakan oleh Pemerintah daerah.
10)
Sebagai bahan
evaluasi dalam memperbaiki program latihan yang selama ini dilakukan. Dengan
membaca kekuatan lawan dan untuk mengetahui kelemahan pembinaan yang dilakukan
oleh Pelatih.
3.
Masalah Yang
Ada :
a.
Pemasalahan
dalam penyelenggaraan kompetisi atau perlombaan olahraga selain dana juga
menyangkut managerial dan perlombaan olahraga dimaksud baik dalam single event
atau multi event, Kemampuan dalam mengatur kegiatan perlombaan atau
pertandingan diperlukan seni dalam mengatur terhadap karateristik masing-masing
cabang olahraga juga diperlukan pelatihan khusus.
b.
Masih
sedikitnya pelatih dan Pembina yang memiliki sertifikasi tingkat nasional
khususnya olahraga yang kurang digemari
c.
Tidak adanya
perlombaan yang berjenjang, kontinyu, periodic dan terprogram baik secara
bersamaan atau tersendiri khusus cabang olahraga tertentu yang ditangani oleh
satuan kerja khusus yang mengurusi keolahragaan, walaupun ada tidak terbuka
atau kurang melibatkan tenaga keolahragaan yang ada baik itu tenaga
kependidikan maupun pelaku olahraga sendiri.
d.
Ada kesan
tebang pilih yang menangani olahraga terutama olahraga prestasi, karena
minimnya atau tidak digunakan ilmu kedokteran dalam tes potensi yang menangani
tenaga keolahraga masih belum digunakan serta masih terdapat tebang pilih dalam
mencari atlet yang ada potensial.
e.
Jenjang umur
serta masing tingkat biasa diadakan dalam kejuaraan resmi masih kurang
digalakan dan bahkan kurang diminati untuk dikembangkan.
f.
Follow up
atau tindak lanjut dari hasil pertandingan harus jelas tidak hanya sebatas
keperluaan sesaat
g.
Belum
optimal reward kepada atlet yang potensial juga menjamin kesejahteraan atlet
khususnya keluarga pada umumnya. Resward yang ada masih jauh yang diharapkan
dan kurang sebanding dengan perjuangan yang dilakukan oleh atlet dalam mencapai
kemenangannya.
h.
Sarana
pertandingan termasuk fasilitas pendukung masing-masing cabang olahraga masih
belum terpenuhi sehingga berdampak pada prestasi yang tidak optimal.
4.
Yang
Diharapkan (Output) :
a.
Reward tidak
hanya dilakukan diberikan setahun sekali sebaiknya reward diberikan dalam kurun
2 tahun ke depan yang diberikan sebulan sekali, apabila pada tahun berikutnya
kalah maka reward di berhentikan dan digantikan kepada atlet yang berhasil
sebagai juara pada tahun berikutnya, dan hal ini khusus berlaku bagi atlet yang
berhasil membawa dalam kejuaraan Multy Event seperti PORPROP. Karena PORPROP
menyangkut Prestasi dan Prestise Pemerintah Daerah. Berlaku hingga 3 (besar)/
sampai perolehan Medali Perunggu.
b.
agar lebih
professional tenaga dan pelaku olahraga untuk diadakan pelatihan management
perlombaan yang harus dikuasai oleh pelaku olahraga.
c.
Pengembangan
dan Cabang olahraga, mengacu kepada pertandingan ke tingkat yang lebih tinggi,
biasanya di PORPROP dimana pada tahun 2007 yang baru lalu hanya 11 Cabang
olahraga sedangkan pada tahun 2009 yang akan datang direncanakan ada penambahan
cabang olahraga.menjadi 20 cabang olahraga.
d.
Penyeleksian
Tim Porprop baik bagi atlet maupun pelatih yang memenuhi standar yang
ditetapkan oleh KONI dan Pemerintah Daerah, sehingga prestasi yang menjadi
harapan dapat diwujudkan sesuai dengan scenario program pengembangan olahraga
masing-masing cabang olahraga.
e.
Peningkatan
kuantitas dan kualitas masyarakat terhadap kegiatan olahraga daerah.
f.
Terciptanya
/ tersedianya lokasi / sarana dan prasarana olahraga yang representatif di
daerah –daerah.
g.
Peningkatan
kuantitas dan kualitas masyarakat yang peduli olahraga.
h.
Pengadaan /
peningkatan kelengkapan sarana dan prasarana latihan olahraga di masyarakat.
i.
Pengadaan /
peningkatan prestasi di Pekan Olahraga Propinsi dan mengakan lomba keolahragaan
yang menjadi unggulan bagi Sumenep serta rutin dan berkala yang dituangkan
dalam rencana kerja cabang olahraga yang bersangkutan.
j.
Pengadaan
lomba yang dilakukan secara rutin dan menjadikan peningkatan pariwisata di
Kabupaten Sumenep (Lari 10 Kilo dan Triatlhon) yang dikembangkan sebagai event
nasional.
k.
Pemeliharaan
aktivitas dan prestasi olahraga di tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi
(baik ditingkat Desa, Kecamatan, sampai dengan tingkat Nasional.
l.
Peningkatan
kuantitas dan kualitas generasi baru (anak dibawah usia 10 tahun) yang telah
mulai ditanam nilai-nilai keolahragaan.
m.
Penyediaan
atlet yang siap untuk dibina dan berprestasi pada cabang olahraga unggulan
daerah melalui Pemusatan Latihan (TC) yang dikelola oleh KONI sebagai mitra
pemerintah dalam penyelenggaraan olahraga prestasi.
n.
Tercapainya
sejumlah masyarakat yang mempunyai dedikasi / loyalitas yang tinggi terhadap
olahraga serta keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat.
o.
Terlaksananya
penyelenggaraan kompetisi dan pertandingan yang teratur dan berjenjang serta
berkesinambungan diseluruh sekolah dari tingkat SD sampai dengan perguruan
tinggi.
p.
Tersedianya
kelengkapan prasarana dan sarana olahraga diseluruh sekolah dari tingkat SD
sampai dengan perguruan tinggi, organisasi keolahragaan baik yang belum ada
wadah pembinaan serta cabang olahraga serta Badan keolahragaan anggota KONI di
daerah.
q.
Terlaksananya
pengembangan dan penerapan model olahraga (khusus untuk anak di bawah usia 10
tahun) didalam masyarakat.
r.
Terlaksananya
pembibitan dan generasi atlet cabang olahraga unggulan bagi pelajar, mahasiswa
yang berpotensi terhadap minat atau berprestasi dibidang olahraga atau
masyarakat putus sekolah / tidak mampu sekolah.
5.
Benefit (
Manfaat )
Manfaat yang diharapkan antara lain :
a.
Peningkatan
kegiatan organisasi / klub / persatuan olahraga didalam masyarakat yang aktif
menyelenggarakan / mengikuti Kompetisi – Kompetisi keolahragaan.
b.
Peningkatan
kegiatan olahraga yang terprogram.
c.
Penyediaan
sarana ajang prestasi olahraga dan hiburan bagi masyarakat.
d.
Peningkatan
kuantitas dan kualitas latihan yang terprogram dan berjenjang mulai dari
tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi.
e.
Penyiapan
Generasi Baru yang potensial olahraga (anak dibawah usia 10 tahun) yang telah
mulai dididik dan diarahkan kepada cabang-cabang tertentu.
f.
Penyiapan
atlet secara terprogram.
g.
Prestasi di
Pekan Olahraga Propinsi dapat meningkat dari 10 besar dapat mempertahankan
posisi paling tidak terdapat peningkatan jumlah perolehan medali..
h.
Pembinaan atlet
dilakukan melalui Pemusatan Latihan secara Sentralistik dilakukan oleh KONI.
6.
Impact ( Dampak
) :
a.
Peningkatan
kualitas dan kuantitas kegiatan olahraga masyarakat.
b.
Memunculkan
prestasi-prestasi olahraga masyarakat.
c.
Sumber
kuantitas dan kualitas latihan dan sekaligus sebagai tolak ukur dari kegiatan
organisasi olahraga di daerah.
d.
Tersedianya
Generasi Muda (bibit) olahraga untuk dididik atau dibina khususnya untuk
cabang-cabang olahraga tertentu.
e.
Tersedianya
bibit dan pemandu olahraga sehingga program dan kegiatan-kegiatan olahraga
berjalan sesuai harapan.
f.
Mempertahankan
prestasi cabang olahraga unggulan untuk daerah.
B.
Olahraga
1.
Pengertian Olahraga
Pengertian
Olahraga Secara Umum :
Olahraga
Secara Umum adalah sebuah aktivitas yang berguna untuk melatih tubuh seseorang,
tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani. Ada beberapa ahli yang
juga mengungkapkan tentang pengertian dari olahraga.
Menurut
ensiklopedia Indonesia Olahraga merupakan gerakan badan yang dilakukan oleh
perorangan atau lebih yang atau dapat dikenal regu. Sedangkan dalam kamus
Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) adalah ikut serta dalam aktivitas
tubuh untuk memperoleh kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau
dalam olahraga pertandingan (athletic games di USA).
Olahraga
Menurut SOEKARNO Olahraga
adalah sebuah alat yang digunakan untuk melaksanakan tiga tujuan revolusi
Indonesia, yaitu:
Negara
Kesatuan RI yang kuat
Masyarakat
adil dan makmur
Tata dunia
baru.
Dengan kata lain, Olahraga adalah alat untuk melaksanakan ampera (amanat
penderitaan rakyat).
Undang-undang Bab II Pasal 4 nomor 3
tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional menetapkan bahwa keolahragaan
nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, prestasi,
kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas,
disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa memperkokoh
ketahanan nasional, serta mengangkat, harkat, martabat dan kehormatan bangsa.
Sebagaimana dicantumkan dalam
Undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam Bab
IV pasal 17 bahwa ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan :
a. olahraga Pendidikan;
b. olahraga rekreasi dan;
c. olahraga prestasi.
Olahraga pendidikan
diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan, dilaksanakan baik pada jalur
pendidikan formal maupun non formal, biasanya dilakukan oleh satuan pendidikan
pada setiap jenjang pendidikan, guru pendidikan jasmani dengan dibantu oleh
tenaga keolahraga membimbing terselenggaranya kegiatan keolahragaan dapat
menyelenggarakan kegiatan kejuaraan olahraga sesuai dengan tingkat dan taraf
pertumbuhan serta dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah, nasional dan
international.
Olahraga
rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan
menjaga kebugaran dilaksanakan baik oleh perseorangan, satuan pendidikan,
lembaga, perkumpulan atau organisasi olahraga. Adapun tujuan dari olahraga
rekreasi adalah :
a. memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani dan kegembiraan;
b. membangun hubungan sosial, serta;
c. melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah maupun nasional.
Guna menjaga hal yang tidak diharapkan
dalam olahraga rekreasi yang mengandung resiko maka harus mendapatkan
persyaratan yang ditetapkan baik oleh perkumpulan atau organisasi olahraga.
Sedangkan yang
dimaksud dengan olahraga prestasi adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
potensi olahragawan dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara
terencana berjenjang dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengatahuan dan
teknologi keolahragaan.
Untuk kemajuan
olahraga prestasi dapat dilakukan melalui :
a.
perkumpulan
olahraga;
b.
pusat litbang
ilmu pengahuan dan teknologi keolahragaan;
c.
pusat pembinaan
olahraga prestasi;
d.
diklat tenaga
keolahragaan;
e.
kelengkapan
sarana dan prasarana olahraga prestasi;
f.
sistem
pemanduan dan pengembangan bakat olahraga
g.
sistem
informasi keolahragaan; dan
h. melakukan/ mengikuti kejuaraan/perlombaan guna uji coba kemampuan prestasi
olahragawan pada tingkat daerah, nasionak dan internasional sesuai kemampuan
olahragawan yang bersangkutan.
Kejuataan/perlombaan
digelar dengan tujuan hendak dicapai dasarnya sebagaimana dalam AD/ART Bab VI
Pasal 37 Ayat 2 adalah :
a.
Memupuk
persatuan dan Kesatuan Bangsa;
b.
Meningkatkan
Prestasi olahraga;
c.
Meningkatkan
ketahanan nasional
d.
Memasyarakatkan
olahraga dan mengolahragakan masyarakat;
e.
Menjaring
bibit-bibit atlit potensial;
f.
Mempererat
persahabatan dan persaudaraan.
Pelatih perlu mempertimbangkan
pertumbuhan dan kebugaran jasmani para atlet muda saat menyiapkan program, baik
untuk latihan maupun kompetisi. Tidak ada
latihan yang akan menghasilkan juara bila si atlet tidak memiliki
atribut-atribut yang dipersyaratkan oleh cabang olahraga tersebut, dan pelatih
harus realistik dalam menetapkan sasaran yang harus dicapai oleh para atlet
muda tersebut.
Harus diajarkan
teknik yang tepat dan benar agar prestasi dapat meningkat. Jangan membuat
atlet-atlet muda kelelahan hanya gara-gara teknik yang dipelajarinya kurang
tepat. Pelatih harus dapat menerima adanya penurunan kemampuan pada masa akil
balik, terutama pada atlet yang anggota badannya bertambah panjang, mereka akan
kesulitan mengontrol gerakan yang cepat.
Anak-anak bisa
diajak bertanding agar berprestasi dalam olahraga kompetitif, namun cabang yang
dipilih harus ditentukan secara cermat dan ini dilakukan dengan sangat
hati-hati terutama bila olahraga yang dipilih memungkinkan terjadinya tackling,
yang bagi mereka yang lambat kematangannya (terutama secara fisik) akan sangat
merugikan. Sangat mungkin terjadi cedera, akibat dari ukuran, kekuatan dan daya
ledak dari mereka yang terlebih dahulu tumbuh. Harap selalu diingat, anak-anak
dengan usia yang sama sangat mungkin memiliki ukuran fisik dan kemampuan
olahraga yang berbeda.
Jika suatu
gerakan berpotensi menimbulkan stres, jumlah pengulangan yang harus dilakukan
oleh atlet muda harus dibatasi. Perlu diupayakan pula untuk memodifikasi aturan
permainan agar rotasi pemain/posisi kunci dalam permainan bisa berlangsung
sesering mungkin. Hal ini penting bagi pengalaman batin anak-anak, agar
masing-masing bisa merasa ikut berpartisipasi aktif dalam permainan.
Perhatian dan
pengawasan secara khusus bagi atlet-atlet muda perlu dilakukan di area latihan
beban. Beban berat (heavy resistance) sangat tidak dianjurkan diberikan
bagi atlet di bawah usia 15 tahun. Beban ringan (low resistance),
latihan daya tahan dengan menggunakan latihan beban dapat diberikan sebagai
pendekatan untuk mempelajari teknik latihan beban yang benar, dan jumlah total
repetisinya cukup 15–20 kali.
Untuk
memberikan fokus dan memperkuat rencana yang memperjelas hubungan antara misi
dan tujuan, maka disusun Faktor-faktor Kunci Keberhasilan (FKK) sebagai berikut
:
a.
Peningkatan SDM
Pengurus dan Atlet sesuai dengan tuntutan perubahan paradigma olahraga yang
berlaku;
b.
Reorganisasi
dan Tata Kerja Kepengurusan Cabang keolahragaan;
c.
Sikap
keteladanan dari pimpinan organisasi yang akuntabel dan transparan.
C.
Organisasi Pertandingan
Setiap pertandingan atau perlombaan,
baik yang berskala besar maupun kecil memerlukan pengelolaan yang
sebaik-baiknya. Kegiatan penyelenggaraan meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian, serta pelaporan.
Sesuai dengan ciri utama olahraga
(terutama olahraga prestasi) yang mengutamakan prinsip pencapaian prestasi,
penciptaan rekor, atau perolehan gelar juara, maka tujuan utama perlombaan atau
pertandingan ialah menentukan siapa terunggul atau terbaik. Bersamaan dengan
hal itu ada tujuan pelengkap lainnya, seperti pemanduan bakat, pengukuran hasil
latihan atau sebagai kesempatan untuk menilai kemajuan aspek yang lebih khas,
umpamanya yang berkenaan dengan keterampilan, kemampuan fisik, atau aspek
mental.
Penyelenggaraan pertandingan melibatkan
sejumlah faktor yang cukup rumit. Oleh karena itu dibutuhkan pengorganisasian
kegiatan yang didukung oleh tenaga pelaksana yang terampil. Suatu pertandingan
akan berjalan dengan baik bila memiliki perencanaan yang baik. Perencanaan ini
dibicarakan terlebih dahulu dengan seluruh petugas yang akan bekerja sama
menengani suatu pertandingan. Perencanaan itu diawali dengan susunan panitia
sesuai dengan acara penyelenggaraan. Contoh bentuk susunan kepanitiaan suatu
pertandingan atau event olahraga adalah sebagai berikut.
1. Ketua
Pertandingan
Bertanggungjawab
atas seluruh pelaksanaan pertandingan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pembubaran.
2. Wakil Ketua
Pertandingan
Bertugas
membantu semua tugas ketua dan mewakili segala pekerjaan ketua bila ketua berhalangan
hadir.
3. Sekretaris
Bertanggungjawab
dan berkuasa atas segala pekerjaan administratif serta mengelola kegiatan
surat-menyurat. Sekretaris juga bertanggungjawab atas tersedianya pengumuman
tentang adanya pertandingan, pemberitahuan kepada semua anggota panitia atau
pihak lain yang berkepentingan, persiapan pendaftaran, serta pembuatan
daftar/acara pertandingan. Sekretaris wajib mengumpulkan semua hasil dan
catatan pertandingan.
4. Bendahara
Bertanggungjawab
atas keluar masuknya uang dan harus cakap dalam mengatasi segala kepentingan
yang terkait dengan dana demi lancarnya penyelenggaraan pertandingan.
5. Panitia
Hakim (Komisi Disiplin)
Wajib
memutuskan segala perselisihan atau pengaduan yang terjadi serta wajib
mengawasi kepatuhan peserta pertandingan terhadap peraturan-peraturan
pertandingan.
6. Seksi-seksi
Disesuaikan
dengan kebutuhan.
D.
Penyelenggaraan
Pertandingan
Penyelenggaraan pertandingan ialah
kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pertandingan atau perlombaan cabang-cabang
olahraga. Pemberian pengetahuan penyelenggaraan pertandingan ini bertujuan agar
para pengurus perkumpulan olahraga mampu merencanakan, mengatur cara-cara
pertandingan, mengadakan pencatatan-pencatatan hingga penyelenggaraan itu
berjalan lancar dan tertib.
Penyelenggaraan pertandingan umumnya
dipimpin oleh pemimpin pertandingan atau lazim juga disebut ketua teknik
pertandingan. Setelah tujuan penyelenggaraan pertandingan ditentukan, maka
langkah-langkah pelaksanaan penyelenggaraan pertandingan harus melalui empat
tahap, yaitu :
1.
Langkah Persiapan
a.
Menentukan Bidang Tugas dan Struktur Organisasi
Luasnya tugas pemimpin pertandingan sangat ditentukan
oleh tujuan dan sifat usaha kerja sama. Makin besar sifat penyelenggaraan
pertandingan, makin besar pula bagian-bagian yang diurusi dalam satuan
organisasi yang dipimpinnya.
b.
Penentuan Tenaga Kerja (Staffing)
Staffing adalah suatu aktivitas untuk memperoleh
tenaga. kerja yang cakap dan dalam jumlah Yang sesuai dengan pembidangan yang
telah ditentukan.
c.
Penentuan Anggaran
Dalam penentuan anggaran perlu diketahui dari mana
sumber keuangan unruk kebutuhan penyelenggaraan pertandingan jugs dipikirkan
berapa besar kebutuhan untuk penyelenggaraan pertandingan tersebut.
d.
Penentuan Peserta
Siapakah yang diperbolehkan atau dapat mengikuti
pertandingan, dapat dibagi dalam dua jenis kelompok, yaitu:
1)
Menurut sifat pertandingan dibedakan:
a)
Pertandingan seleksi
b)
Pertandingan invitasi
c)
Pertandingan kompetisi
Besar
kecilnya suatu pertandingan ditentukan oleh skala pertandingan itu sendiri,
misalnya pertandingan tingkat daerah, nasional, atau internasional.
2)
Pembatasan peserta
a)
Terbatas berdasar undangan yang telah ditentukan
(invitasi).
b)
Terbatas sesuai dengan peraturan seperti antar
perkumpulan, Pengda (Pengurus Daerah), POM, Asian Games, Olimpiade, dan
sebagainya.
c)
Terbatas antar lingkungan daerah tertentu seperti
(antar perkumpulan, antar-Pengda, Sea Games, Asian Games, dan sebagainya).
d)
Pertandingan terbuka, yang dapat diikuti oleh peserta
umum.
e.
Undangan untuk Peserta
Setelah ditentukan pesertanya, segera memberikan
undangan dengan atau pemberitahuan disertai syarat-syarat yang harus dipenuhi,
serta pengumuman yang diperlukan.
f.
Menyiapkan Alat dan Lapangan
Alat-alat dan lapangan harus sesuai dengan kebutuhan,
baik mengenai jumlah maupun syarat¬-syaratnya sesuai dengan peraturan
permainan.
g.
Acara Pertandingan
Acara pertandingan dapat ditentukan dengan mengingat
faktor-faktor, jumlah peserta, jumlah hari yang tersedia, lapangan, alas,
petugas yang tersedia, cara pertandingan yang dipakai dan tersedianya biaya.
h.
Menyusun Peraturan Pertandingan
Peraturan pertandingan adalah peraturan-peraturan yang
dibuat dengan tujuan untuk menjaga kelancaran dan ketertiban selama
pertandingan berlangsung, antara lain berisi :
1)
Penentuan peserta
2)
Peraturan permainan yang dipakai
3)
Penyimpangan-penyimpangan peraturan permainan
4)
Sistem pertandingan yang digunakan
5)
Cara penentuan pemenang dan penentuan juara
6)
Peraturan tentang protes
7)
Penanggulangan terhentinya pertandingan, karena
kerusakan peralatan dan lain-lain
2.
Menjelang Pertandingan
Kegiatan yang harus dilakukan saat menjelang mendekati
pertandingan antara lain:
a.
Memeriksa kesempurnaan dan kelengkapan alas-alas serta
lapangan pertandingan.
b.
Memeriksa kemampuan dan keterampilan para petugas.
c.
Mengadakan technical meeting, untuk mengesahkan peraturan
pertandingan.
d.
Mengadakan undian dan seeded, bila cara pertandingan
itu diadakan dengan sistem gugur atau sistem pool.
e.
Menyusun wasit
Penyusunan wasit harus berdasarkan kemampuan wasit dan
berat ringannya peserta yang akan bertanding.
f.
Membuat pets yang diperlukan, agar para peserta
mengetahui tempat-tempat yang akan mereka butuhkan, misalnya: tempat
bertanding, ruang gaud pakaian, tempat PPPK, WC, tempat undian, tempat
penonton, sekretariat pertandingan dan lain sebagainya.
3.
Saat Pertandingan Berlangsung
Kelancaran pertandingan harus terpelihara dengan baik.
Ketertiban penonton juga harus diperhatikan. Untuk menjaga ketertiban penonton
tersebut, pengaturan tempat duduk hendaknya serapi mungkin, mintalah bantuan
tenaga keamanan dari kepolisian. Hasil pertandingan harus segera diurnunikan,
agar penonton mengetahui keadaan sebelumnya atau kemungkinan-kemungkinan
pertandingan yang akan datang. Amankan semua peralatan pertandingan, keluar dan
masuknya peralatan harus tercatat. Simpanlah kembali peralatan itu segera
setelah selesai pertandingan.
4.
Sesudah Pertandingan
a.
Secepatnya pemimpin pertandingan memberikan laporan
tentang:
1)
Hasil-hasil pertandingan
2)
Urutan juara
3)
Keuangan
4)
Penilaian petugas
5)
Laporan tentang situasi keseluruhan pertandingan
b.
Memeriksa peralatan pertandingan
Setelah pertandingan selesai, segeralah periksa semua
kelengkapan peralatan. Lakukanlah pemeriksaan dengan seteliti mungkin.
c.
Ucapan terima kasih
Semua orang yang telah membantu terlaksananya
pertandingan segera diberi ucapan terima kasih agar mereka selalu bersedia
kembali bila diminta bantuan.
E.
Macam-macam
Pertandingan
1.
Open Turnamen
Pertandingan yang dapat diikuti oleh siapa saja, baik
anggota maupun bukan anggota, siapapun dapat ikut serta dalam pertandingan
dengan syarat membayar biaya pendaftaran yang telah ditentukan atau disepakati
sebelumnya.
2.
Invitation
Pertandingan yang pesertannya terbatas, hanya
orang-orang tertentu yang telah di invite (diundang) sebelumnya.
3.
Eksibisi
Berupa pertunjukan atau peragaan yang bertujuan untuk
menunjukan teknik-teknik permainan yang bagus. Biasanya pertandingan ini
diikuti oleh para pemain yang sudah terkenal.
4.
Competition
Pertandingan yang hanya boleh diikuti oleh anggota
dari suatu organisasi atau perserikatan, pertandingan ini dilaksanakan dalam
jangka waktu tertentu dan dilaksanakan terus menerus.
5.
Campionship
Pertandingan yang diikuti oleh seluruh anggota dari
perserikatan atau perkumpulan dan persatuan cabang olah raga tertentu.
6.
Games
Serangkaian pertandingan yang diadakan dan meliputi beberapa
cabang olahraga, masing-masing cabang olahraga menghasilkan juara-juaranya,
biasanya pada pekan olahraga ini disebut “Games” atau “Pesta Olahraga”
7.
Try Out
Pertandingan yang diggunakan untuk menilai atau
menguji suatu latihan atau pemusatan latihan.
F.
Sistem
Pertandingan
Sistem pertandingan adalah sistem
yang dipakai dalam suatu turnamen, biasanya olahraga, yang mempertemukan setiap
peserta dengan peserta lainnya secara lengkap. Sebagai contoh dalam suatu
turnamen dengan delapan peserta, setiap peserta akan bertemu atau bertanding
dengan tujuh peserta lainnya. Sistem pertandingan dibentuk untuk mendapatkan
pemenang dalam suatu kompetisi.
Ditinjau dari sifat dan macam
pertandingan, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Sifat/macam
pertandingan
a.
Berapa nomor dan nomor apa saja yang akan
dipertandingkan.
b.
Apakah pertandingan itu untuk perorangan, beregu atau
rombongan
c.
Pertandingan itu bersifat tertutup atau terbuka
(berlaku untuk umum atau terbatas pada lingkungan tertentu saja).
d.
Tiap peserta boleh mengikuti berapa nomor
pertandingan.
2. Sistem
Pertandingannya
a.
Sistem satu lawan satu (dual meet)
b.
Sistem segitiga tournoi, yaitu pertandingan yang
diikuti oleh tiga peserta perorangan/beregu/kesebelasan/rombongan. Setiap
peserta harus bermain atau berhadapan dua kali.
c.
Sistem gugur (knock out system) yang terdiri dari :
1)
Sistem gugur tunggal atau sistem gugur satu kali
kalah. Syarat-syarat dalam sistem gugur harus memenuhi deret ukur. Jumlah
peserta harus memenuhi angka perumusan 2ⁿ. ( 2, 4, 8, 16 dst ). Jika peserta
tidak memenuhi syarat di atas maka kita harus menggunakan sistem gugur dengan
babak penyisihan atau sistem bye (menang tanpa bertanding).
a)
Sistem Gugur Tunggal
b)
Sistem Gugur Tunggal dengan babak penyisihan/sistem
bye
Sistem ini dilaksanakan jika jumlah peserta tidak
memenuhi rumus 2ⁿ. Misal jumlah peserta 5 atau 7 atau 15. Cara menentukan
pertandingannya sebagai berikut.
i.
Jumlah peserta normal adalah 2, 4, 8, 16 atau 32 atau
64, dan seterusnya.
ii.
Misal peserta berjumlah 5, 9, 10,11 maka menggunakan babak
penyisihan.
iii.
Jika peserta berjumlah 7 atau 14 atau 15 maka
menggunakan sistem bye.
iv.
Contoh dengan jumlah peserta 5 (menggunakan babak
penyisihan: A vs B = babak penyisihan)
Contoh jumlah peserta 7 (menggunakan
sistem bye)
Menentukan
jumlah pertandingan :
@ Jumlah
pertandingan keseluruhan jika hanya diambil pemenang 1 dan 2 = N – 1
@ Jumlah
pertandingan keseluruhan jika diambil pemenang 1, 2 dan 3 = N
@ N = jumlah
peserta
2)
Sistem gugur ganda (sistem Amerika), yaitu peserta
yang menang akan bertemu dengan pemenang yang lain, sementara yang kalah akan
bertemu dengan peserta yang kalah lainnya, dengan ketentuan jika telah
mengalami 2 kali kalah tidak boleh main lagi. Penentuan juara biasanya
dilakukan dengan perjanjian, apakah pemenang dari kelompok yang menang akan
bertanding lagi dengan pemenang dari kelompok kalah atau pemenang dari kelompok
yang menang langsung menjadi juara.
Keterangan :
C = pemenang 1
D = pemenang 2
B = pemenang 3
Penempatan
peserta dilakukan dengan undian dengan jadwal bertanding telah ditentukan
terlebih dahulu.
Ø Beberapa
cirri sistem gugur ialah sebagai berikut :
·
Yang kalah tidak berhak mengikuti pertandingan babak
berikutnya.
·
Pemenang lawan pemenang
·
Peserta yang tak terkalahkan sebagai juara pertama.
Ø Keuntungan
memakai sistem gugur ialah:
·
Peserta pertandingan banyak
·
Menghemat waktu dan biaya
Ø Kelemahan
sistem gugur ialah:
·
Peserta yang sama kuat bisa bertemu pada babak
pendahuluan
·
Peserta yang sangat kuat berhadapan dengan yang sangat
lemah.
·
Peserta yang maju ke babak berikutnya belum tentu
tergolong peserta yang berprestasi.
d.
Sistem Kompetisi
Ø Ciri-ciri
sistem kompetisi :
·
Peserta relatif sedikit
·
Kualitas peserta relatif seimbang
·
Biaya, peralatan, petugas relatif mencukupi
·
Pemenang atau juara yang muncul diharapkan dapat
menggambarkan prestasi yang sebenarnya.
Ø Keuntungan
sistem kompetisi :
·
Peserta dapat saling berhadapan dengan lainnya.
·
Hasil pertandingan akan mencerminkan prestasi yang
sesungguhnya.
·
Kegiatan pertandingan dapat dipakai sebagai kesempatan
menilai kekuatan atau kelemahan peserta karena kesempatan tampil dalam jumlah
yang cukup banyak.
Ø Kelemahan
sistem kompetisi :
·
Dibutuhkan waktu, biaya, peralatan, dan tenaga yang
relatif banyak
·
Peserta yang lemah dapat diramalkan tidak akan mampu
bersaing sehingga menjadi beban bagi penyelenggara
Ø Macam-macam
sistem kompetisi :
1)
Sistem setengah kompetisi, yaitu tiap peserta
berhadapan 1 kali sehingga setiap peserta akan bertanding sebanyak N – 1 dalam
sistem setengah kompetisi.
Jumlah pertandingan = [ N x (N – 1) ] / 2
2)
Sistem kompetisi penuh, tiap peserta akan berhadapan 2
kali.
Jumlah pertandingan setiap peserta adalah = (N – 1) x
2
Jumlah pertandingan keseluruhan = N x (N – 1)
Untuk menentukan urutan main tiap regu dapat memakai
sistem sirkulasi dengan 1 menetap.
Contoh :
Jumlah peserta adalah 4.
Dalam sistem kompetisi, penentuan pemenang atau juara
ditentukan melalui perolehan angka atau nilai. Siapa yang memiliki nilai yang
paling banyak itulah yang menjadi pemenang atau juara.
e.
Sistem Pool (Grup), yaitu sistem pertandingan dengan
mengurangi jumlah pertandingan tanpa merugikan hak-hak peserta dan tetap
menjalankan faktor-faktor keadilan. Di dalam tiap pool dapat menggunakan sistem
gugur atau sistem kompetisi tergantung pada waktu dan jumlah pesertanya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kompetisi
adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan objeksebagai
korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against (melawan),
over (atas), atau with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa
disesuaikan dengan kepentingan keadaan menurut versi tertentu. Menurut Deaux,
Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan
dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok.
Kegiatan
olahraga tidak lepas dengan adanya kompetisi baik berupa pertandingan maupun
perlombaan cabang olahraga yang dilakukan secara secara terprogram atau tidak
terprogram dalam kalender kegiatan pada cabang olahraga yang ada. Bahkan baik
berupa Kompetisi single event (pertandingan tunggal) maupun multy event
(pertandingan berbagai cabang olahraga).
Kegiatan
kompetisi baik berbentuk pertandingan ada juga yang berbentuk perlombaan. Yang
dimaksud dengan bentuk pertandingan adalah kompetisi yang dilakukan oleh dua
tim/perseorangan guna mencari kemenagan atau juara dengan mendapatkan atau
mengungguli angka dari lawannya. Cabang olahraga yang di katagori pertandingan
contohnya : sepak bola, bola basket, tennis meja, tennis lapangan, bulu
tangkis, sedangkan yang dimakud dengan perlombaan olahraga adalah kompetisi
yang dilakukan oleh lebih dari dua tim / perseorangan guna mencari kemenangan
atau juara dengan ditentukan oleh waktu yang sesingkat-singkatnya atau jarak
yang sejauh-jauhnya. Contoh kompetisi yang dikatagorikan perlombaan : renang,
atletik dan lainnya.
Olahraga Secara Umum adalah sebuah
aktivitas yang berguna untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara
jasmani tetapi juga secara rohani. Ada beberapa ahli yang juga mengungkapkan
tentang pengertian dari olahraga.
Menurut ensiklopedia Indonesia
Olahraga merupakan gerakan badan yang dilakukan oleh perorangan atau lebih yang
atau dapat dikenal regu. Sedangkan dalam kamus Webster’s New Collegiate
Dictonary (1980) adalah ikut serta dalam aktivitas tubuh untuk memperoleh
kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga
pertandingan (athletic games di USA).
Olahraga Menurut SOEKARNO Olahraga
adalah sebuah alat yang digunakan untuk melaksanakan tiga tujuan revolusi
Indonesia, yaitu:
Negara Kesatuan RI yang kuat
Masyarakat adil dan makmur
Tata dunia baru.
Dengan kata
lain, Olahraga adalah alat untuk melaksanakan ampera (amanat penderitaan
rakyat).
Undang-undang
Bab II Pasal 4 nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
menetapkan bahwa keolahragaan nasional bertujuan memelihara dan meningkatkan
kesehatan, kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan
akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan
kesatuan bangsa memperkokoh ketahanan nasional, serta mengangkat, harkat,
martabat dan kehormatan bangsa.
Sebagaimana dicantumkan dalam
Undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam Bab
IV pasal 17 bahwa ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan :
d. olahraga Pendidikan;
e. olahraga rekreasi dan;
f. olahraga prestasi.
Olahraga pendidikan
diselenggarakan sebagai bagian proses pendidikan, dilaksanakan baik pada jalur
pendidikan formal maupun non formal, biasanya dilakukan oleh satuan pendidikan
pada setiap jenjang pendidikan, guru pendidikan jasmani dengan dibantu oleh
tenaga keolahraga membimbing terselenggaranya kegiatan keolahragaan dapat
menyelenggarakan kegiatan kejuaraan olahraga sesuai dengan tingkat dan taraf
pertumbuhan serta dilanjutkan pada tingkat daerah, wilayah, nasional dan
international.
Olahraga
rekreasi dilakukan sebagai bagian proses pemulihan kembali kesehatan dan
menjaga kebugaran dilaksanakan baik oleh perseorangan, satuan pendidikan,
lembaga, perkumpulan atau organisasi olahraga. Adapun tujuan dari olahraga
rekreasi adalah :
d. memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani dan kegembiraan;
e. membangun hubungan sosial, serta;
f. melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah maupun nasional.
Guna menjaga hal yang tidak diharapkan
dalam olahraga rekreasi yang mengandung resiko maka harus mendapatkan
persyaratan yang ditetapkan baik oleh perkumpulan atau organisasi olahraga.
Setiap
pertandingan atau perlombaan, baik yang berskala besar maupun kecil memerlukan
pengelolaan yang sebaik-baiknya. Kegiatan penyelenggaraan meliputi tahap
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian, serta pelaporan.
Sesuai
dengan ciri utama olahraga (terutama olahraga prestasi) yang mengutamakan
prinsip pencapaian prestasi, penciptaan rekor, atau perolehan gelar juara, maka
tujuan utama perlombaan atau pertandingan ialah menentukan siapa terunggul atau
terbaik. Bersamaan dengan hal itu ada tujuan pelengkap lainnya, seperti
pemanduan bakat, pengukuran hasil latihan atau sebagai kesempatan untuk menilai
kemajuan aspek yang lebih khas, umpamanya yang berkenaan dengan keterampilan,
kemampuan fisik, atau aspek mental.
Penyelenggaraan
pertandingan ialah kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pertandingan atau
perlombaan cabang-cabang olahraga. Pemberian pengetahuan penyelenggaraan
pertandingan ini bertujuan agar para pengurus perkumpulan olahraga mampu
merencanakan, mengatur cara-cara pertandingan, mengadakan pencatatan-pencatatan
hingga penyelenggaraan itu berjalan lancar dan tertib.
Sistem pertandingan adalah sistem
yang dipakai dalam suatu turnamen, biasanya olahraga, yang mempertemukan setiap
peserta dengan peserta lainnya secara lengkap. Sebagai contoh dalam suatu
turnamen dengan delapan peserta, setiap peserta akan bertemu atau bertanding
dengan tujuh peserta lainnya. Sistem pertandingan dibentuk untuk mendapatkan
pemenang dalam suatu kompetisi.
B.
Keritik dan Saran
1.
Dalam hal
mencoba penyusunan makalah “Kompetisi Olahraga”. Kami sangat mengharapkan kritikan, saran, dan partisivasi yang membangun
kepada kami, agar penyusunan
makalah ini bisa lengkap seperti yang kami harapkan.
2.
Hendak nya
semua teman-teman Mahasiswa dari Prodi PJKR UNSIKA, dapat mengetahui Kompetisi
Olahraga dan mengaplikasikan ke
kawan-kawan yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar